Arsitektur Rumah Adat Nias Utara
1. TINJAUAN ARSITEKTUR TRADISIONAL NIAS UTARA
1.1. Rumah Tradisional Nias Utara
Bila
kita membicarakan arsitektur tradisional di pulau Nias maka kita tidak
bisa terlepas dari apa yang dinamakan rumah tradisional Nias. Rumah
tradisional Nias dapat dibedakan atas 3 (tiga) tipe rumah adat sesuai
dengan penelitian yang diadakan Oleh Alain M. Viaro Arlette Ziegler yang
didasarkan pada bentuk atap dan denah lantai bangunan. Ketiga tipe
tersebut adalah[1] :
1. Tipe Nias Utara
Bentuk atap bulat ; bentuk denah oval
2. Tipe Nias Tengah
Bentuk atap bulat ; bentuk denah segi empat
3. Tipe Nias Selatan
Bentuk atap segi empat ; bentuk denah persegi
Berdasarkan
judul yang dibahas yaitu Kantor Bupati Nias Utara, maka dalam hal ini
ciri arsitektur Nias Utara menjadi unsur arsitektur utama sebagai dasar
perancangan.
1. Bentuk dasar elips atau oval;
2. Lebar rumah 10 meter, panjang 15 meter, tinggi 9-13 meter;
3. Pintu masuk dari sebelah bawah. Sisi depan dan belakang agak lurus;
4. Jarak antara tiang-tiang rumah tidak selalu sama;
5. Jarak antara dua barisan tiang di depan lebih lebar ; orang bisa berjalan di tengah;
6. Jarak antara tiang-tiang di belakang lebih rapat; beban rumah di lebih besar;
7. 8 lembar papan Siloto (seloto) melintang di atas 62 tiang dari muka ke belakang;
8. 1 Siloto di ujung kiri dan 1 di ujung kanan @ 6 tiang : 2 x 6 = 12 tiang;
9. 2 Siloto berikut sebelah kiri dan kanan @ 8 tiang : 4 x 8 = 32 tiang ;
10. 2 Siloto di pertengahan rumah @ 9 tiang : 2 x 9 = 18 tiang;
11. Jumlah tiang (diluar tiang-tiang penunjang) 12 + 32 + 18 = 62 tiang
Gambar 7 : Isometri Struktur Rumah Tradisional Nias Utara
ž Pola kampungan Nias Utara
ž Bentuk linier (gang)
ž Masa bangunan terpisah satu sama lain
ž Gerbang tidak begitu jelas
ž Halaman terdiri dari tanah yang diperkeras
Gambar 8 : Pola perkampungan Nias Utara
Pada
pola kampung tersebut selalu berorientasi ke arah utara – selatan,
sedangkan gerbangnya berada pada arah timur – barat. Hal ini menunjukkan
bahwa masyarakat Nias telah mengetahui cara penempatan bangunan yang
baik dengan berpedoman pada cuaca atau iklim. Dalam pengertian mereka
bahwa arah terbitnya matahari disebut “raya” dan arah terbenamnya ”you”.
1.3. Kosmologi Masyarakat Nias
Dalam masyarakat Nias sebelum masuknya agama menganut kepercayaan akan adanya 3 (tiga) dunia, yakni :
ž Dunia atas atau dunia leluhur;
ž Dunia manusia dan
ž Dunia bawah.
Kosmologi masyarakat Nias ini merupakan gambaran
pandangan dari masyarakat tentang asal-usul nenek moyang suku Nias yang
berasal dari Teteholi Ana’a (langit) yang diturunkan ke bumi di puncak
gunung sekarang di kenal dengan nama Boro Nadu, yang berada di Kecamatan Gmo Kabupaten Nias Selatan.
Pengaruh
Kosmologi ini terlihat jelas dalam bentuk arsitektur tradisional Nias,
baik itu dalam bentuk rumah adatnya maupun dalam pola perkampungan.
Dalam bentuk rumah adat, masyarakat Nias menepatkan bagian atas dari
pada bangunannya sebagai tempat yang paling dihormati (disucikan).
Dalam
pola perkampungan, semakin tinggi letak kampung berada, semakin dekat
dengan dunia atas, yang berarti semakin aman dan sejahtera kampung
tersebut.
Gambar 9 : Kosmologi masyarakat Nias
Dunia
atas, dunia manusia dan dunia bawah digambarkan oleh masyarakat Nias
dalam bentuk perkampungannya. Gambaran Teteholi Ana’a (langit)
diperlihatkan dengan gerbang atau jalan menuju ke kampung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar